Hari Minggu, tanggal 23 kemarin, saya diajak jalan-jalan ke Ibukota sama Ibu Kos tercinta. Berikut laporan perjalanannya.. π
***
Pukul 07.00
Setelah mandi, saya ngasoo (nyantai gak ada kerjaan, red) di kamar, menunggu komando dari Bu Kos. Sekitar 10 menit ngasoo, komando yang ditunggu belum juga datang. Saya mulai bertanya dalam hati, apa jadi Ibu Kos mengajak saya? Kemudian saya ke sebelah kamar, menemui Nirwan yang didaulat menjadi supir perjalanan hari ini.
Dia juga belum bersiap-siap ternyata, baru selesai mandi juga. Yasudah, setelah sedikit berbincang dengannya, saya kembali ke kamar dan ngasoo lagi! haha..
Hampir jam setengah delapan saat Ibu Kos keluar dari pintu belakang (menuju kos). Beliau kemudian heran mengapa kami (saya dan Nirwan) belum rapi (belum mengenakan baju kondangan, red). Disusul dengan suruhan kami agar lekas rapi karena kita akan segera berangkat. Saya pikir, beliau akan memberi semacam reminder dulu, makanya saya belum rapi.
Eh, ternyata sekali keluar beliau sudah langsung rapi saja π . Jadilah saya cepat-cepat mengganti baju, menyisir rambut sekenanya, menyiapkan apa saja barang-barang yang perlu dimasukkan tas untuk dibawa dan memasang sepatu. Saya dan Nirwan telah ditunggu di halaman depan. Sampai di halaman depan, saya diminta Bapak Kos duduk di depan untuk menjadi Navigator sambil menyodorkan sebuah peta Kota Jakarta skala kecil. Berangkat!
Kami menggunakan mobil Suzuki APV. Karena bensinnya hanya terisi seperempat, bapak segera meminta Nirwan agar mengisinya di pom bensin terdekat. Dan ada sesuatu yang lucu (memalukan, red) di sini. Saat pengisian, seluruh penumpang mobil ini tidak tahu bagaimana cara membuka tutup lubagn tangki bahan bakar di mobil. Setelah ditunggu lumayan lama oleh petugas pengisian, akhirnya petugas tersebut tanpa diminta langsung meraih panel di bawah jok supir. Daan, terbukalah! Hahaha.
Pukul 09.00
setelah menjemput beberapa sanak famili di Perumahan BSI (Baranangsiang Indah), kami pun menuju ke Jakarta. Nirwan menyalakan fitur Global Positioning System (GPS) di IPhone5-nya. Cool! Baru kali itu saya merasakan manfaat dari fitur GPS yang sebenarnya (ketahuan deh gapteknya). π
Dengan begitu, secara resmi peta yang disodorkan bapak menjadi pengangguran pemirsa! π
Pukul 10.50
Simply, kami tiba di tempat hajatan. Balai Sudirman. Tempat yang namanya sering saya dengar di televisi, tempat orang-orang besar menggelar hajatan. Kali ini saya berkesempatan untuk memasukinya. GPS membantu (sangat) banyak.
Setelah menunggu agak lama Nirwan yang memarkirkan mobil, kami pun memasuki ruangan. Saat kami memasuki ruangan, ternyata proses resepsi baru saja akan dimulai. Kedua mempelai kemudian berjalan menuju pelaminan. Serangkaian prosesi pernikahan adat minang pun dilaksanakan. Prosesi tersebut diakhiri dengan kedua pengantin untuk menerima ucapan selamat dan bersalaman dengan tamu-tamu undangan (yang buanyak banget!). Bapak dan Ibu kos (tentu) ikut dalam antrean untuk mengucapkan selamat. Saya dan yang lainnya tidak. hahaha. Kami kemudian dimulailah wisata kuliner dadakan itu. Menyantap hidangan prasamanan yang disediakan.
Hidangan pertama yang beruntung adalah Mie Aceh, ini kali pertama saya merasakan Mie Aceh. Begitu to rasanya, Not Bad .. π
Posisi Runner Up adalah Es Doger, mie aceh membuat saya sedikit haus. π
Dilanjutkan oleh makanan favorit saya. Yap. Apalagi kalau bukan Bakso?! Baksonya wuenak, wuenaaaak! π
Ada yang tau kudapan ‘dimsum’? mirip-mirp siomay gitu deh. Itulah yang saya nikmati selanjutnya. hohoho
perut sejatinya sudah teriak-teriak karena diisi terlalu penuh, tapi apa daya, kaki saya berkhianat. Ia melangkah ke stand Soto Kudus. hahaha π
Setelah selesai dengan soto kudus, saya hampir tidak bisa berdiri tegap karena kekenyangan. Karena saya juga menikmati puding plus dua gelas juice. π
Pukul 12.30
Rombongan kami alhirnya keluar dari tempat hajatan. Saya dan Nirwan menuju tempat parkir. Nirwan ternyata agak lupa dimana ia menaruh mobil -____-. Jadilah kami sempat berputar-putar di basement sebelum akhirnya menemukan mobilnya.
Kemudian berangkat ke destinasi selanjutnya: Jakarta Cloth 2013 yang bertempat di lapangan parkir timur Senayan. Di perjalanan, ibu meminta singgah di pom bensin untuk ganti baju. Setelah menemukan pom bensin terdekat dan selesai mengganti baju dan kembali melanjutkan perjalanan, eh ibu meminta agar mobil diputarbalik, sebab bross-nya ketinggalan di pombensin. Ada-ada saja. π
Pukul 13.30
Tiba di JakCloth yang juga kali pertama saya kunjungi. Saya dan Nirwan dipaksa oleh oknum tak berwenang untuk menyerahkan 10 rubu, bea parkir katanya. Nonsense! kami sudah menerima karcis parkir dari gerbang depan. Begitulah kehidupan di Ibukota, keras bung! -___-
Kemudian kami masuk arena JakCloth setelah menyodorkan tiket masuk yang berharga 20 ribu. Hanya 5 menit setalah masuk, Ibu kos menelepon saya, bilang gak happy. Waah, padahal saya baru saja jalan-jalan ke dua deretan stand. Saya minta kelonggaran waktu 15 menit lagi untuk sedikit berputar-putar, kan sayang tiketnya mahal.
Anyway, sangat wajar kalau ibu gak betah. Sebab faktanya JakCloth itu memang ‘anak muda oriented’. Semua stand adalah distro lokal, 300an jumlahnya, ditambah panggung musik disana-sini. Pengunjungnya anak muda semua. π
Pukul 14.20
Kami melanjutkan perjalanan, bapak meminta pulang. Syukurnya, anak bungsu beliau masih minta jalan-jalan. π
Ke mall katanya, ya sudah Nirwan kemudian berhenti di Plaza Semanggi (yang ada Balai Sarbini-nya itu lhooo) yang kebetulan ada di jalur kami. Disana saya, Nirwan dan anak sulung Ibu kos juga dibikin heboh sama yang namanya basement. Kami akhirnya menemukan satu space kosong di lantai paling atas, lantai 7. Ckckck.
Di mall, saya yang dari Bogor sudah punya azzam ingin beli sepatu, meminta Nirwan untuk menemani saya. Kami ke Sport Station, urung beli, harganya muahal rek! -__-
Pencarian berlanjut ke Centro, nah di sana akhirnya saya membeli dua sepatu. Padahal rencananya hanya satu, tapi ada sepatu yagn kedua ini terlihat menggiurkan sekali. Diadora dengan diskon 50% coba! π
Pukul 16.00
Selesai shopping, kami pun akhirnya pulang ke Bogor. Sesapainya di Bogor, ibu mentraktir kami semua makan sate Maranggi. Ada yag tau? Sate maranggi itu sate biasa, tapi bumbunya bukan bumbu kacang, melainkan oncom. Wuenaaak.!
Setelah mengantar saudara ibu kos pulang, si bungsu masih minta satu destinasi lagi: Toko Terang. Dia minta mainan ternyata. Habis itu pulang deh ke Cempaka 17 tercinta (alamat kosan, red).