Category Archives: Asrama

Amanat Pembina Apel Pagi Asrama: Sukses sebagai Buah Penafsiran

Pagi itu, pukul setengah enam, insan asrama putra TPB (Tingkat Persiapan Bersama) IPB berhamburan keluar gedung asramanya. Masih dalam periode akulturasi, kami diwajibkan untuk mengikuti apel setiap pagi harinya. Apel pagi itu nyaris sama saja dengan apel yang sudah-sudah, kecuali dengan amanat apel yang disampaikan.

Saya rasa kita sepakat bahwa kebanyakan amanat apel membosankan. Pembina apel biasanya tidak akan jauh dari menyampaikan himbauan ini-itu yang sifatnya normatif secara lugas, yang disusun per-poin (supaya runut). Namun amanat apel pagi itu berbeda. Bang Je, pembina apel, sangat apik mengemas amanat apel agar tidak membosankan dengan bercerita ringan, namun sarat akan makna seperti berikut.

***

Alkisah, hiduplah sebuah keluarga kaya dengan dua orang putra yang masih belia. Sang ayah mendapatkan kekayaannya dari sebuah kebun yang teramat luasnya. Kebun itu ia tanami berbagai macam sayur-mayur lagi aneka buah-buahan, lantas rupa-rupa hasil bumi dari kebunnya itu ia jual secara rutin ke pasar-pasar di sekitar desa. Dengan usahanya ini, sang ayah menghidupi keluarganya dengan sangat kecukupan.

gambar kebunNamun,  karena terlalu sayangnya dengan kedua putranya, sang ayah tidak pernah sedikitpun membiarkan anak-anaknya mengetahui pekerjaannya, tentang dari mana sumber penghasilannya berasal. Barangkali, sang ayah tak ingin anak-anaknya menghidupi diri dan keluarganya seperti dirinya, dengan bekerja (lebih banyak) dengan otot, bukan dengan otak. Setali tiga uang, kedua putranya juga tak pernah terbersit rasa penasaran untuk mengetahui seperti apa Lanjutkan membaca


Another: Tips Belajar Menuju IPK Prima

Selamat malam semua! 🙂

Daripada bengong, yuk kita lanjutin yuk baca sequel (biar berasa film-film hollywood gitu) tulisan saya tentang materi soga gedung C2 kemarin.

Okay, seperti yang sudah kalian duga –bagi yang sudah baca tulisan sebelumnya (makanya baca woy!), tulisan kali ini seharusnya akan berisi tentang motivasi belajar menyongsong UAS. “Seharusnya”?. Ya, karena menurut saya –dan mungkin mayoritas dari kalian juga– mencari motivasi itu bukan hal yang mudah, begitupula dengan membuat materi agar orang termotivasi. Jadilah, dengan dasar penjelasan tersebut, saya sedikit melakukan improve-isasi dengan agak melebarkan topik menjadi “bagaimana cara belajar yang baik”. Semoga tidak mengurangi kebermanfaatannya yaa. 🙂

***

 

UAS is coming up. Are you ready?

UAS is coming up. Are you ready?

Sudah minggu perkuliahan keberapa sekarang? Kelima bukan? Artinya, kurang dari 20 hari lagi kalian (mentang-mentang sudah sarjana pake kata “kalian”) akan menghadapi ritual rutinan sebelum menjejak semester baru: UJIAN AKHIR SEMESTER. Bagaimana persiapan UAS kali ini, adik-adikku (songong)? Lanjutkan membaca


Soga Gedung C2 14 Mei 2015

Happy Sunday Noon Everyone!

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Kamis 14 Mei, saya untuk kedua kalinya diminta untuk mengisi soga a.k.a social gathering gedung di asrama TPB IPB. Setelah kali pertama dulu di C3, kali ini yang beruntung (sok-sokan banget lu Par) saya sambangi adalah Asrama Putra C2. Saya di-request untuk menyampaikan materi tentang Tips Menyongsong Kehidupan Pasca TPB dan Motivasi Menghadapi UAS.

Slide1

Curcol sedikit, sebenarnya saya hampir menolak tawaran dari Kang Galih (Senior Residence yang mengundang saya ngisi soga), sebab undangan beliau yang agak dadakan. Saya baru dikabari H-1, dan beliau meminta materi dalam bentuk slide ppt. Berhubung biasanya saya kalau menyiapkan materi teh dua harian, jadi awalnya saya tidak langsung mengiyakan. Eh, tapi kemudian Kang Galih memberi keringanan, bilang tak apa tidak ada slide, nanti diskusi tanya jawab saja acaranya, okedeh saya iyakan.

Sampai H-4 jam, saya belum menyiapkan materi apapun untuk disampaikan. Saya hanya mengawang saja kira-kira apa saja pertanyaan yang bakal keluar dari insan-insan asrama di C2. Kemudian saya merasa bahwa saya harus menuliskan poin-poin yang harus saya sampaikan dalam bentuk soft-file, biar nanti diskusinya terarah maksudnya. Magically speaking, tiba-tiba saja saya

Lanjutkan membaca


Parara’s Stuff #2 : Konoha

Halo semua, cukup lama kita tidak bersua. Mohon maklum, kegiatan saya di seputaran kampus cukup padat belakangan (mungkin akan saya ceritakan di kemudian hari). Sejatinya, kepadatan itu masih berlanjut dan mungkin baru akan selesai berbarengan dengan berakhirnya tahun masehi 2013 ini. Namun, saya tak kuasa menahan rindu untuk berbagi beberapa kata ke kalian semua. Jadilah saya mencuri-curi waktu, meluangkan beberapa kejap untuk menulis postingan ini. Finally, keep enjoying my blog 🙂

***

 

Apa yang pertama kali kalian pikirkan sesaat setelah membaca judul postingan ini? Yap, saya 95% percaya (indikasi overdosis statistik) kalian spontan terpikir tentang salah satu manga yang lagi ngetop nyaris satu dekade terakhir. Betul! Apa lagi kalau bukan Naruto?  Sebab dalam manga tersebut, Konoha adalah Lanjutkan membaca


Amanat Pembina Apel Asrama C4 (1 Juli 2013)

Catatan: Bagi kalian yang sampai di post ini untuk mencari contoh amanat pembina apel, saya telah menuliskan contoh amanat yang jauh lebih bagus daripada yang terdapat dalam post yang ini

***

Hari pertama di bulan Juli tahun ini, saya berkesempatan menjadi pembina apel di asrama. Bermula dari obrolan singkat dengan Komandan Senior Residence, Kak Firman Kurniawan, yang isinya kurang lebih begini


“Parara belum pulang?”, tanya beliau
“wah, belum kak, masih lama, insya Allah sekitar awal Agustus baru pulang” jawab saya padat
“oh berarti selalu stay di kampus dong ya?” tanya beliau lagi
“iya kak, kayaknya, kenapa begitu?” tanya menanya balik
“iya, berarti nanti bisa diminta bantuannya dong di BNF”
“BNF? Apa itu BNF kak?”
“Be New Family, jadi pembina apel gitu bisa ya?” Kak Firman menjelaskan
“Oooh, Be New Family. Hmm.. Insya Allah kak”

Dan akhirnya senin kemarin saya benar-benar menjadi pembina apel di C4. Berikut amanat yang saya sampaikan pada apel pagi itu

***

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh!

semangat pagi!
kurang semangat, semangat pagi!
Kemudian, saya yakin kalian sudah diajarkan untuk menjawab apa yang akan saya serukan ini. Bersama di Asrama! (together to be better!). Bersama di Asrama!(together to be better!). Ya, itulah jargon kebanggan asrama TPB IPB.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat dan karunia-Nya lah kita semua dapat menghadiri apel pagi ini dalam keadaan sehat tanpa kurang sesuatu apapun. Selanjutnya Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang karena risalah yang beliau bawa lah, kita dapat meninggalkan zaman yang penuh kejahilliahan menuju zaman yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Kemudian, karena saya tidak ingin diantara kalian yang jika ditanya temannya, “siapa yang memberi amanat pada apel tadi?”, dia tidak tahu, maka izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Pararawendy Indarjo, mahasiswa departemen matematika IPB angkatan 48. Asal saya dari sebuah kota yang terletak 250 km arah selatan kota Palangkaraya, Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Sampit nama kotanya. Ada yang tahu?

Selanjutnya selingan, sedikit berbicara tentang riwayat saya waktu di TPB dulu. Saya waktu TPB kebetulah diamanahi untuk menjadi ketua Klub Tutor Sebaya. Bagi kalian yang telah mendatangi Dormitory Fair, pasti sudah tahu Klub Tutor Sebaya. Saya kebetulan juga terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Asrama angkatan 48. Dan Alhamdulillah, IPK TPB saya 4,0.

Oke, saya dengar hari ini kalian akan kuliah perdana matrikulasi, benar? Berbicara soal matrikulasi, saya akan memulainya dari definisinya dulu. Walaupun saya yakin banyak diantara kalian yang telah mengetahuinya, definisi lepas saya tentang matrikulasi adalah periode masa kuliah yang IPB sediakan khusus untuk mahasiswa baru yang masuk melewati jalur undangan. Setiap dari kalian nanti akan mendapat satu mata kuliah untuk dimatrikulasikan selam satu bulan. Jadi matrikulasi itu padat. Untuk bisa lebih membayangkan betapa padatnya matrikulasi, satu semester di IPB itu umumnya terdiri dari 14 minggu perkuliahan. Tujuh minggu pertama adalah periode UTS, tujuh selanjutnya adalah UAS. Kemudian, di dalamnya juga terdapat periode UTS dan UAS yang masing-masing memakan waktu kurang lebih dua minggu. Jadi kalau ditotal, satu semester di IPB itu setara dengan 14 ditambah 4 minggu sama dengan 18 minggu. Jadi terbayang, kan? Periode yang 18 minggu itu dijadikan hanya menjadi 1 bulan. Jadi matrikulasi itu sudah tentu padat.

Namun, bagi segolongan mahasiswa yang bisa mengoptimalkannya, matrikulasi justru mereka anggap sebagai bonus. Sebab jika mereka matrikulasi kemudian lulus dengan nilai yang bagus, mereka tidak perlu kuliah mata kuliah yang sama pada periode perkuliahan reguler nanti. Jadi misalkan seeorang mendapat matrikulasi fisika, kemudian ia dapat A, maka saat nanti di periode reguler kelasnya ada jadwal fisika, ia bisa tidur di asrama. Kurang lebih seperti itu.

Nah, untuk mengoptimalkan matrikulasi ini. Ada dua hal teknis yang ingin saya bagi pada kalian.

Yang pertama adalah saya ingin mengingatkan pada kalian bahwa ketika kalian sudah menyandang status mahasiswa di IPB, maka yang menjadi soal selanjutnya adalah bukan soal bisa atau tidak bisa, melainkan soal mau atau tidak mau. Sekali lagi, bukan soal bisa atau tidak bisa, melainkan soal mau atau tidak mau. Mengapa saya katakan demikian? ya pasti kalian sudah tahu bahwa kalian telah lolos seleksi dan mengalahkan banyak sekali siswa-siwa di luar sana yang juga mendaftar ke IPB. Kalian lah yang lolos, tentu nilai rapot dan nilai UN kalian tinggi. Jadi, saya yakin kalian pasti semuanya bisa. Oke? Sepakat ya! Ditambah lagi, seperti yang mungkin kalian sudah tahu. Nyaris semua mata kuliah yang ada di TPB itu hanya merupakan ulangan dari mata pelajaran yang ada waktu SMA. Jadi, lagi-lagi, kalian pasti semuanya sudah bisa. Sepakat?

Yang kedua adalah jangan menjadi deadliner. Deadliner, dari kata deadline dan imbuhan er di akhir. Jadi kasarnya pelaku deadline. Jadi begini, jangan menerapkan sistem SKS lagi. Saya sama sekali tidak merekomendasikannya. Sebab materi kuliah itu nanti akan sangat banyak, ditambah lagi seperti yang sudah kita ketahui, matrikulasi itu sangat padat. Jadi usahakan mengulang materi kuliah di setiap harinya. Kemudian, khusus bagi yang mendapatkan fisika, nanti itu selain kuliah, kalian juga akan ada yang namanya praktikum. Nah, praktikum ini menuntut kalian dengan laporan laporan yang deadlinenya sempit. Jadi kerjakan laporan itu secepatnya, jangan menjadi deadliner. Oke!

Baik, itulah tadi dua hal teknis yang bisa saya bagikan. Semoga bisa mengoptimalkan matrikulasi. Selain tentu saja hal-hal non teknis seperti selalu meminta doa orang tua dan menjaga kesehatan. Soal menjaga kesehatan, saya dulu 3 bulan pertama di asrama sakit-sakitan, tidak cocok makanan dan pola makan, dan itu sangat mengganggu proses kuliah. Jadi kalian harus menjaga kesehatan.

Oke, tanpa berpanjang kata, mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Izinkan saya mengakhiri amanat ini dengan memimpin jargon kebanggan TPB. Ada yang sudah tahu? Jadi ketika saya serukan TPB! Kalian menjawab Bisa! Oke, dimulai ya. TPB!!! TPB!!! TPB!!!

Akhir kata wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Dormitory Fair 49-50

Dormitory Fair (DF) adalah suatu event asrama TPB IPB. Event ini berupa pameran yang berisi stand-stand oraganisasi keasaramaan. Organisasi keasramaan secara umum terbagi menjadi dua, dewan gedung dan klub asrama. Sebenarnya dewan gedung dan klub asrama ini masih bisa di explore lagi, namun eksplorasinya tidak akan saya ikutkan pada tulisan ini. Mungkin akan menjadi bahasan pada salah satu tulisan saya selanjutnya.

Pelaksanaan DF kali ini agak berbeda dari DF-DF sebelumnya. Jika pada angkatan saya, 48, DF dilaksanakan di tengah-tengah periode perkuliahan reguler semester genap. Sedangkan DF kali ini dilaksanakan berbarengan dengan periode Open House (OH) Mahasiswa Baru Angkatan 50. Berbeda waktu pelaksanaan, berbeda pula orientasi penyelenggaraannya. Jika pada angkatan 48 DF berorientasi mempublikasikan/mempopuperkan eksistensi segenap organisasi asrama beserta kegiatan/karya yang telah dilakukan di masing-masing organisasi tersebut kepada mahasiswa TPB pada umumnya dan mahasiswa yang tidak aktif di organisasi keasramaan, maka orientasi DF angkatan 49 (atau 50 nih? bingung -_-a) kali ini yang saya tangkap berorientasi mengenalkan keberadaan organisasi keasramaan kepada para mahasiswa baru angkatan 50. Selain itu, durasi pelaksanaan DF tahun ini juga dipangkas menjadi hanya 2 hari (25-26 Juni kemarin) dari yang semula 3 hari pada angkatan saya. Oh iya, tempatnya juga beda, kalau dulu di Koridor Tanah (kortan), DF kali ini mengambil tempat di Lapangan Basket Asrama Putri (Astri) TPB IPB.

oke, mungkin itu sepenggal penjelasan tentang Dormitory Fair. Selanjutnya, saya ingin menuliskan pengalaman saya dalam menyemarakkan DF angkatan 49-50 (gitu aja kali ya nulisnya 😀 )

***

Setelah sempat galau mau datang atau tidak di DF, akhirnya saya memutuskan datang. Kenapa galau? Karena saya takut saya sendiri angkatan 48 yang nimbrung di sana. Akhirnya, adalah Hasan (salah seorang teman yang juga alumnus TS 48) yang mengobati kegalauan saya. 😀

Kami berdua kemudian mendatangi stand Tutor Sebaya (TS). Ternyata masih sangat sederhana dan banyak kekurangan! Belum ada presensi pengunjung dan konten stand masih kosong, tidak ada yang dipajang. Jadilah saya kemudian meminjam laptop salah seorang anggota TS 49 dan secara dadakan menjadi graphic designer :-P. Saya membuat presensi dan mencoba mendesain brosur untuk mengenalkan TS ke adik-adik 50.

brosur dadakan

brosur dadakan

gak jelek-jelek amat kan? hahaha. Sejujurnya, itu brosur yang versi kedua yang baru disebar di hari kedua DF, ada sedikit perbaikan dari versi pertama yang saya kerjakan hanya 10 menit di stand. 😀

Selanjutnya, untuk menarik perhatian adik-adik 50, saya berseru-seru soal matrikulasi, mulianya seorang pengajar, dosen, menguntungkannya jadi pengajar bimbel dan sejenisnya. Terbukti stand TS laris manis dikunjungin! Hore! 😀
baru kali itu saya semangat benar berseru-seru menarik perhatian, sampai suara nyaris habis, padahal sebelumnya selalu mati gaya kalau dapet job begituan. 😛

Oke, tak terasa hari kedua DF pun berakhir. DF diakhiri oleh hujan deras yang mengguyur lapangan basket asrama putri (Astri). DF yang berkesan!

Saya (kanan) dan Hasan di depan Stand TS (stand-nya yang dibelakang Hasan)

Saya (kanan) dan Hasan di depan Stand TS (stand-nya yang dibelakang Hasan)