Category Archives: Uncategorized

Tragedi “Mulut ke Mulut”

Salam, semua!

Di sela medan peperangan (setiap hari weekday adalah medan perang bagi para student di sini untuk nonstop bergelut dengan kuliah, buku dan artikel), sepertinya saya harus menyempatkan diri untuk mengabadikan kekonyolan yang terjadi hari ini. Sebab hari ini saya menyaksikan langsung betapa berbahayanya seseorang menerjemahkan suatu terminologi dalam suatu bahasa ke bahasa lainnya dengan buta, yakni menerjemahkan per kata tanpa memperhatikan konteksnya.

Hari ini saya menghadiri kuliah marketing. Sebagaimana kuliah rumpun ilmu bisnis  pada seperti biasanya, metode perkuliahan yang digunakan adalah diskusi multi-arah. Dosen, mahasiswa satu dan lainnya terlibat aktif dalam diskusi kelas yang membahas dan memperdalam materi yang sedang diajarkan.

Saat materi bersinggungan dengan  dengan topik seputar bagaimana teori marketing dapat diterapkan pada sektor wirausaha, terlontarlah pertanyaan menarik dari sang Dosen, “What method is significant to support marketing entrepreneur’s product?” 

Kelas pun menyambut dengan antusias, ada yang menjawab “A”, lalu yang lain berkata “B”, namun sang dosen masih bertanya, “anything else?“. Seolah belum merasa puas dengan jawaban-jawaban yang dilontarkan murid-muridnya. Nah, disaat itu lah, Lanjutkan membaca


Cara Kerja Nur-ani dan Hal yang Mempengaruhinya

Salam dan selamat malam semuanya!

Seminggu yang lalu, saya mengunggah status status ikhwal renungan saya tentang Nur-ani. Sesuatu yang saya sebut sebagai ‘self-valuating system‘ yang dimiliki oleh setiap kita. Redaksi lengkap status tersebut adalah demikian:

status

Pada tulisan versi blog ini, saya ingin menambahkan penjelasan (versi saya tentunya) tentang bagaimana cara kerja Nur-ani melakukan tugasnya sebagai ‘self-valuating system’. Namun sebelum kesana, saya ingin terlebih dahulu kita satu pemahaman tentang apa sebenarnya makhluk yang bernama Nur-ani ini.

Nur-ani adalah pengejewantahan dari seluruh nilai-nilai kehidupan yang tertanam dalam diri kita. Tentu kita semua paham apa itu nilai-nilai kehidupan. Kejujuran, rendah hati, ringan tangan, ikhlas, lapang dada, disiplin, tidak mengambil hak orang lain, dan seterusnya dan seterusnya. Mereka lah yang membentuk rupa dari Nur-ani kita (jika kita punya nilai-nilai tersebut).

Diagram NUrani

Pembentukan Nur-ani

Nur-ani bertindak sebagai ‘self-valuating system’ karena ia layaknya metal detector yang sering kita jumpai di bandara. Ketika seseorang dengan logam (besi) masih dikenakannya, maka metal detector akan berbunyi. Dan prosedur normatifnya adalah orang tersebut tidak boleh masuk. Masalah orang tersebut ternyata dipersilakan masuk atau tidak, sebenarnya ada pada kendali penuh petugas bandara. Sama dengan Nur-ani. Nur-ani akan ‘berbunyi’ memberi peringatan pada empunya ketika empunya hendak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya. Namun ‘bunyi’ tersebut hanya sebatas peringatan. Masalah akhirnya empunya melakukan atau tidak melakukan tindakan tersebut, itu terserah keputusan empunya (Ini konsep yang sejatinya punya makna yang dalam).

Selanjutnya, berikut adalah cara kerja Nur-ani yang saya coba ilustrasikan dalam 4 panel gambar berurut: Lanjutkan membaca


Prosa Tanpa Nama

Kau,
Kau yang duduk takjim di depan meja kerjamu. Kuamati, sekali dua telunjuk kananmu kau angkat ke pelipis, membenarkan letak kacamata. Frame lengkung lumayan tebal dengan lensa berbentuk oval. Ku tebak mata lebarmu minus dua.

Kau,
Kau yang lebih banyak diam. Kucatat, kau lebih suka mengangguk perlahan sambil mengamati sumber suara dengan seksama. Bukan, bukan karena kau tak paham. Aku tau persis –setelahnya– kau sangat cakap dalam banyak hal. Hanya saja sepertinya kau tau betul kapan harus menyuarakan uneg-unegmu dan kapan harus membiarkannya tersimpan rapi dalam benakmu saja.

Kau,
Kau yang selalu menawarkan bantuan dengan tulus. Perduli apa bertumpuk file kerja yang selalu mengantri memintamu untuk kau selesaikan? Nyatanya kau selalu tersedia disana, tempat dimana aku dan semua orang butuh bantuan. Tanpa sedikitpun menggerutu, walaupun kadang kau harus mengulang jawaban satu pertanyaan yang sama berkali-kali. Tulus.

Kau,
Kau yang pertama memujiku tanpa sanepan-sanepan tersirat seperti kebanyakan orang. Pujian yang membuatku mengerti bahwa apresiasi berdampak signifikan pada performa siapapun, pada posisi apapun. Aku sungguh mengingat dengan jelas, detik demi detik percakapan kita hingga kau mengeluarkan pujian itu, lengkap dengan nada suaramu yang sarat dengan ketulusan.

Kau,
Kau yang mengajarkanku bahwa setiap orang memiliki ujiannya masing-masing, dan orang lain tak wajib tau atas ujian kita –lantas menuntut mereka empati.

Kau yang mengajarkanku bahwa ujian hidup bukan menjadi alasan tuk tak menampilkan sisi hati terlembut kita pada semua orang.

Kau yang mengajarku bahwa sebagai hamba, kita sama sekali tak pantas untuk protes (terlalu) keras atas skenario-Nya.

Terima kasih.

***

“Terengah-engah ku berlari, dari rasa yang harus ku batasi…”


Sujud Tilawah

Di suatu pagi buta, ayah seperi biasa mengajakku ke masjid di komplek rumah kami. Shalat shubuh berjamaah, itulah tujuannya. Namun, ada yang tak biasa dari shalat shubuh pagi itu. Di rakaat kedua, sang imam melantunkan surah Al-‘Alaq setelah kami, para makmum, selesai mengucap “Amiiin”. Nah, setelah ayat terakhir selesai dilantunkan, beliau mengucap takbir kemudian langsung sujud. Wah, imam lupa ruku’, benakku dalam hati. Ingin rasanya mengucap “Subhanallah” untuk mengingatkan kekhilafan imam saat itu. Tetapi, dengan segera niatan untuk mengingatkan imam itu urung ku lakukan, sebab para makmum yang lain termasuk ayah seolah bergeming saja. Setelah sujud beberapa saat, imam kemudian mengucap takbir dan kemudian ruku’. Selanjutnya shalat berjalan seperti biasa. Hatiku bertanya-tanya, ini kenapa shalat shubuhnya begini? Lanjutkan membaca


Comeback

Halo semua!

Maaf telah membuat kalian menunggu lama (emang siapa yang nungguin jal?). Dua bulan lebih blog ini tidak terupdate, tidak ada tulisan baru. Tenang, tentu saya punya penjelasannya.

Dia adalah semster baru. Ya, itulah penjelasannya. Semester lima ini datang dengan membawa segala kepadatannya. Mulai dari tugas yang bertubi-tubi (apaan coba?) sampai agenda kepanitiaan yang menuntut rapat-rapat secara rutin. Namun akhirnya, satu dari mereka mengendur. Akhirnya salah satu acara kepanitiaan telah terlaksana. Karena itu saya kembali!

 

Tentu saya tidak lupa dengan janji saya menulis tentang berkeliling Kota Mentaya, Gasebu #2 dan beberapa tulisan lainnya. Dengan ini saya nyatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut akan segera di-release.  So, just keep noticing my blog! Ok!

 

comeback


Grey

grey, grey . . .

 

grey is everywhere . .

 

oh, please , do not try to be grey

 

oh, it’s too late for me to warn you

 

you’ve been grey . .

 

your nose is grey, your lips are grey,

 

your chin is grey, your cheeks are grey,

 

your eyes are grey . . .

 

and i should have not made it . .

 

your heart is grey . .

 

but, it does not matter at all,

 

because i will be grey too.

grey-scenery-clouds-field


(Another) Kekonyolan di Kampus

Sebagai pendahuluan dan sebelum kalian mengathui postingan ini, dengan fair beritahukan bahwa postingan ini sangat  agak absurd. Jadi pertimbangkan dengan matang apakan kalian tetap ingin ‘menikmati’ nya. Hahaha 😀

***

Semuanya bermula sekitar sebulan yang lalu.  Di suatu hari kuliah aktif, saya ngampus seperti biasa. Saya mengayuh si Jagoan (nama sepeda saya, red) menuju tempat biasa saya memarkirnya saat saya  kuliah. Node tanah, begitu saya menyebut tempat parkir si Jagoan.

Nah, saat saya hampir sampai, tiba-tiba tampak sesuatu yang menarik perhatian saya dari kejauhan. Sesuatu yang digantungkan di daun tumbuhan yang saya tidak tahun namanya apa, yang pasti bentuknya menyerupai lidah buaya, tapi dengan ukuran yang berkali lipat lebih besar.

terlihat kah sesuatu yang tergantung di salah satu daun tumbuhan ini?

terlihat kah sesuatu yang tergantung di salah satu daun tumbuhan ini?

Kemudian, setelah saya merapikan si Jagoan di tempatnya, saya mendekati sesuatu yang menarik perhatian saya tadi itu.  Batin saya bertanya-tanya.

zoom! sudah kelihatan belum? :D

zoom! sudah kelihatan belum? 😀

Setelah saya mendekat, semakin mendekat, akhirnya… Saya mengernyitkan dahi sejenak. Astaga!!! kemudian tertawa sendiri. Tertawa sangat lama. Hahahaha. Karena ternyata kekonyolan ini lah yang saya dapati.

kekonyolan ini lah yang saya dapati XD

kekonyolan ini lah yang saya dapati XD

Sebuah sendal jepit sebelah kanan, berukuran 40-42 diletakkan di sebuah gantungan yang sangat epik menyerupai sangkar burung. What the! -_____-

sang sendal dengan anggun bertengger di singgasananya :D

sang sendal dengan anggun bertengger di singgasananya 😀

bahkan teman saya hasan pun tertegun menyaksikan keanggunannya :D

bahkan teman saya Hasan pun tertegun menyaksikan keanggunannya 😀

Jujur, sampai detik ini saya masih tidak mengerti apa alasan seseorang yang menaruh karya epiknya itu di sana. Tapi saya percaya siapa pun yang melakukannya, ia adalah seorang dengan selera humor tinggi. 😀

LIMA

Sebulan lebih setia ‘menjaga’ kampus. Mari kita lihat sampai kapan ia bertahan? 😀


I’m Just Little Missing . . .

Aku hanya sedikit rindu

semuanya memang telah berlalu, aku tau itu

sangat tau

mungkin…

sekali duakali, beberapa hal melintasi benakku, memaksa ia tuk memutar sedikit frame, beberapa frame, atau malah begitu banyak frame, seperti saat ini…

Aku di tanah rantau, itu benar!

kota ini kota yang besar dan ramai, tapi hingga kini aku tak bisa membuktikan kesimpulanku

padahal seharusnya mudah,

kalau kesimpulanku tadi benar…

aku pun akhirnya mengerti

mengerti bahwa kesimpulanku salah dan harus kuperbarui

ternyata ini bukan hanya soal itu, ini sesuatu yang lebih dari itu..

Dan aku hanya sedikit rindu..


Euphoria Spirit 2013

Halo semua!

Saya kembali, setelah beberapa hari rehat menulis di blog ini. Jadwal padat, jadilah belum sempat posting apapun beberapa hari terakhir. Padat kenapa? Salah satu penyebabnya adalah judul tulisan ini: SPIRIT 2013.

 

Apa itu SPIRIT? Spirit adalah kependekan dari Sport Competition and Art Festival on Mipa Faculty. Yap, perlombaan olahraga dan seni terbesar antar-departemen se-FMIPA IPB. Ada banyak cabang yang dilombakan, saking banyaknya sampai lupa, baik olahraga maupun seni.

 

Saya sebagai mahasiswa Departemen Matematika gayanya turut berpartisipasi dengan mengikuti salah satu cabang olahraga. Apakah itu? Coba tebak! Benaaar! Apalagi kalau bukan voli? 😀

***

Hari Senin kemarin pembukaan Spirit tahun ini, Meriah! Jelas lah, kan FMIPA fakultas terbesar se-IPB dengan 8 departemennya (sekilas isnfo, fakultas lain paling banyak punya 5 departemen). Jadliah Gymnasium penuh! Saya bersama sekitar 70 civitas matematika menempati salah satu bagian sisi tribun. Kami mengenakan kaos seragam Spirit 2013 Math bertemakan ungu! Karena memang panji matematika IPB berwarna ungu. Kami berteriak, menyorakkan yel-yel kebanggaan matematika. GO MATE GO GO MATE!!!

 

Nah bicara tentang cabang yang saya ikuti, voli, Kamis kemarin pertandingan perdana. Pertandingan menggunakan sistem rally dengan tiga kemenangan. Lawan kami adalah Departemen Geofisika dan Metereologi. Tebak hasil pertandingannya! Yaap, kami menang tiga set sekaligus! Good Job Guys! Kami pun melaju ke babak selanjutnya, semifinal. Lawannya adalah pemenang pertandingan antara kimia dan biokimia. Doakan kami menjadi jawara voli Spirit tahun ini yaa! 🙂


Bismillah.. sabar!