Halo semua!
Sekarang saya ingin cerita tentang kunjungan saya ke Bazar Buku Gramedia yang di gelar di Botani Square. Saya berkesempatan kesana kemarin, tanggal 6 Juli 2013. Padahal kata seorang teman, bazarnya sudah digelar dari tanggal 25 Juni kemarin -___-. Ya sudahlah, disyukuri saja, masih beruntung saya bisa kesana. π
Bemula dari obrolan lepas di kos kemarin pagi, kak Afdi, penghuni tertua di Cempaka 17, menyinggung tentang bazar buku di Botani Square. Ia kemudian dengan bangga bercerita telah berhasil membeli buku tentang istana negara yang tebal, besar dan full color dengan hanya 40 ribu perak, padahal pada harga normalnya mencapai ratusan ribu. What! Saya yang mendengarnya langsung tertarik untuk juga membelinya.
buku yang dibanggakan kak Afdi
semua halamannya full color -___-
Saya beruntung. Teman sekamar, Viean, ternyata berencana untuk melancong ke Pekan Raya Jakarta dan memilih untuk menggunakan kereta untuk kesana. Jadilah, saya meminjam motornya untuk pergi ke Botani. Berangkat jam duaan, saya baru sampai di Botani jam setengah empat lebih. Bogor macet dimana-mana. Padalah saya sudah mencoba mencoba menghindarinya dengan memilih lewat jalur alternatif. Jalur alternatifnya juga macet -___-.
Sampai di Botani, saya langsung menuju ke lokasi bazar. Dan pemandangan ini lah yang saya dapati.
bazar tampak dari satu lantai di atasnya
ramainya bazar
suasa bazar, pengunjung sedang memilah-milih buku
Saya pun masuk ke arena bazar. Saya kaget, buku berserakan dimana-mana. Susunan bukunya tidak teratur, berantakan. Bahkan di beberapa rak, bukunya ada yang jatuh ke lantai, berserakan. Setelah melihat harga di beberapa buku, saya kemudian memahami mengapa bazar ini berantakan sekali. Buku-bukunya relatif sangat murah dan sangat banyak, jadi pengunjung dengan terlalu leluasa memilah-milih buku mana saja yang ia sukai. Saat ia pikir telah menemukan pilihan yang tepat, tapi kemudian di lain rak ia menemukan yang lebih baik, maka seketika itu ia taruh sembarangan buku pilihan awalnya tadi.
buku-buku yang dihambur begitu saja
rak yang tidak rapi
banyak buku yang jatuh dari raknya
Sebagai gambaran harga di bazar ini, komik dihargai straight 3000 perak saja, banyak buku obral berharga goceng (5000, red) dan ceban (10000 red). Saya yang awalnya berencana mengikuti jejak Kak Afdi dengan membeli buku Istana itu, ternyata niat itu gagal saya wujudkan. Saya cari ke seluruh sudut arena bazar, saya tetap tidak menemukannya. Mungkin saya sudah kehabisan -____-. Jadilah saya kemudian berputar-putar, lama, sampai kaki saya lumayan pegal. Akhirnya saya memilih buku-buku inilah yang ideal untuk saya bawa pulang. Kedelapan buku ini ada dalam kisaran harga 5 ribu hingga 20 ribu π
kedelapan buku yang saya beli
Coba tebak berapa kocek yang saya habiskan untuk membeli kedelapan buku itu! Salah! Saya hanya mengeluarkan 85 ribu rupiah saja. Bukunya benar-benar murah! π
Dengan begini, stok buku saya untuk program Gasebu aman untuk delapan bulan ke depan. π
Setelah puas berada di mall, saya memutuskan untuk pulang. Di proses pulang, ada saja pula acara ‘kesasar’ -___-. Saya salah mengambil jalur. Angkot 03 yang menjadi panutan saya tiba-tiba hilang dari jalur yang saya lewati. Astaga! Saya panik, inilah akibatnya kalau naik angkot ke Botani saya hanya tau naik saja. Tidak memperhatikan rute yang dilewati -___-. Saya sempat menanyakan arah jalan menuju Dramaga kepada dua orang bapak-bapak sebelum akhirnya berhasil menemukan sedereran angkot 03. Semuanya terkendali! Horee! π